Pengunjung Setia

Senin, 20 Juni 2011

APA YANG KUTULIS???

Assalamualaikum :)

Suara detik jam menemaniku hingga pagi menyambut. Ya, pukul 03.30 WIB aku belum juga terlelap. Aku masih menjadi pemerhati dunia maya. Sangat setia diriku ini dengan kehidupan maya karena di sini pula aku menemukan kehidupan sebenarnya. Maksudnya?

Aku butuh seseorang untuk berbagi kisah. Tapi anehnya aku juga tak tahu kisah apa yang harus aku bagi. Aku seakan tak berpijak. Pikiranku melayang terbang jauh tanpa arah dan batas. Hatiku di mana? Lah, kok nanya sih?? Hatiku kini akan aku jaga agar tak mencintai lelaki yang bukan mukhrimku. Hati ini kupersembahkan buatNya karena memang milikNya lah jadi tak ada hakku sesuka hati memberikan atau meletakkan hati ini sebelum aku mendapat RidhoNya.

Sejak beberapa hari lalu aku memutuskan hidupku tidak mengenal cinta kepada lelaki yang bukan mukhrimku, sungguh aku merasa lebih tenang. Aku tak dibebani dengan takut menyakiti lelaki. Pun aku juga tidak sibuk memikirkan harus bersikap baik kepada lelaki yang kadang kala aku berpura- pura baik padahal aku muak dengan cinta lelaki itu yang hanya ingin bahagianya saja.

Malam ini, ah tepatnya dini hari aku masih di depan layar petak melihat huruf- huruf yang tak pernah jauh dariku. Aku merangkai kata hingga menjadi kalimat dan berbentuk cerita. Yah, walaupun aku akui jalan cerita yang aku buat entah kemana- mana. Maklumlah aku sudah ngantuk hanya saja mataku yang tak juga ingin dipejamkan. Aku mulai ngelantur nulis cerita. Sebenarnya aku mau cerita apa sih? Lah, kok nanya lagi??

 Yah, intinya setelah aku memutuskan untuk tidak mencintai sebelum menikah hatiku terasa lebih ringan. Sudah tak ada lagi yang namanya gundah gulana, galau, seperti apa yang selalu aku keluhkan pada teman- temanku ataupun Inang Rhin. Syukur deh aku bisa sadar walau sudah sangat lama. Dan masih seumur jagung pula kesadaranku ini. Janganlah sampai aku terjerumus lagi. Aku mau fokus pada duniaku bukan dunia bersama.


Ehmm, di akhir cerita tidak jelas ini aku tetap ingin berterima kasih kepada Allah SWT yang masih memberikan aku kesempatan untuk sadar dan berubah. Alhamdulillah. Allah begitu mencintaiku. Dia menyelamatkanku dan membukakan mataku untuk sadar dengan apa yang sudah atau pernah aku jalani. Allah jangan lepaskan pelukanMu dari tubuhku ini. Selalulah rangkul aku ya Allah. Dan aku juga berterima kasih kepada ayah dan mamakku beserta keluarga besarku yang tidak menyetujui hubunganku dengan lelaki itu hingga aku rela melepasnya. Mak, anakmu ini menuruti inginmu lohhh karena aku lebih cinta mamak dan ayah daripada dia. Ehmm, ini ucapan terima kasih yang juga sangat besar. Ya, pada kakak manisku yang jauh di pulau seberang namun dekat di hati. Inang Rhin, makasih ya untuk bimbinganmu kepadaku selama ini. Jangan bilang- bilang ya kalau aku ini sempat takut ditelpon- telpon lelaki itu. Lah, kok dibilang? Hehehe...

Udah ah.. makin gak jelas nih aku... capek juga ya cerita gak jelas kayak gini tapi puas rasanya menuangkan segalanya. Hoaamm, aku ngantuk. Liat dech mataku uda merah. Mukaku uda pucat karena aku gak ada makan nasi satu harian ini. Aku makan mie pula. Lah aku kok malah curhat dan buka kartu? Ah, makin gaje nih si unyu..unyu...

Bye semua... Assalamualaikum (aku tetap alim kan?hehhehe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar